Minggu, 22 Maret 2015

Konsep Penerapan Metode Komunitas



KONSEP PENERAPAN METODE KOMUNITAS
Kegiatan awal
Guru memulai proses pembelajaran yang diawali dengan salam. Kemudian memperkenalkan materi yang akan diajarkan. Selanjutnya materi ajar digambarkan secara umum.
Guru    : Assalamu’alaikum wr. wb
Siswa   : Wa’alaikumsalam wr. wb
Guru    : Siswa-siswa sekalian. Hari ini kita akan mempelajari bahasa Kerinci dengan metode komunitas. Dimana nanti  kalian akan dibawa ke sebuah komunitas yang isinya adalah penutur bahasa Kerinci. Kalian akan dibawa ke sebuah Pasar Sore Seleman. Di sana kalian akan belajar langsung bagaimana cara bertransaksi dengan menggunakan bahasa Kerinci.
Siswa 1: Bukannya bahasa Kerinci memiliki ragam dialeg bahasa? Lalu bahasa apa yang akan kami gunakan?
Guru    : Iya, itu betul sekali. Kerinci memiliki beragam dialeg bahasa dan di pasar adalah perkumpulan dari berbagai pemilik dialek bahasa tersebut. Namun di sini kita akan mempelajari dasarnya saja dengan menggunakan bahasa yang tidak terlalu rumit dan dapat dimengerti oleh setiap penutur bahasa Kerinci.

Kegiatan Inti
            Guru memberikan pembekalan untuk melakukan transaksi dengan bahasa Kerinci. Kemudian sesampainya di pasar, siswa diminta mengamati transaksi antara penjual dan pembeli. Setelah dirasakan cukup, siswa diminta untuk praktek langsung dalam menuturkan bahasa Kerinci dalam transaksi jual beli.
Guru    : Baik, saya akan jelaskan bagaimana caranya bertransaksi dengan bahasa Kerinci. Di dalam bahasa Kerinci banyak menggunakan diftong ataupun triftong dan pada kata yang umum perbedaan dialeg bahasa Kerinci terletak pada suku kata terakhir. Akantetapi terdapat perbedaan cara pengucapan. Nah, di sanalah kalian akan mempelajari bagaimana pengucapan tuturan bahasa Kerinci.
              Nanti kalian akan dipisah-pisah, Fitri bertransaksi di toko buku. Winda bertransaksi di toko buah. Sedangkan Mahdalena akan bertransaksi di toko baju.
              Kata yang umum digunakan dalam bertransaksi jual beli ialah:
              “Cik/Mamuk, berapio beli buku nih?” (Kakak/ Paman, berapa beli buku ini?)
              Atau
               “Cik/Mamuk, berapio beli Limaok sekilo?” (Kakak/ Paman, berapa beli jeruk sekilo?)
              Atau
              “Cik/ Mamuk, berapio beli baju warnu kunain tuh?” (Kakak/ Paman, berapa beli baju warna kuning itu?)
              Setelah itu kalian boleh melanjutkan transaksi sesuai dengan contoh yang akan diperlihatkan nantinya. Nanti jangan lupa tanya siapa nama penjual tersebut dengan “Siapo namu kayo?” (Siapa nama Anda?) dan tanyakan juga daerah asalnya dengan “Kayo uhang manao?” (Anda orang mana/alamat?) untuk mempermudah kalian membedakan dialeg bahasa antardaerah.
              Jika nantinya kalian mendapat kesulitan atau tidak mengerti dengan apa yang mereka katakan maka ucapkanlah “Maaf, tadi kayo ngato apo? Buleh kamai ntau artinyao daliem bahasa Indonesia?” (Maaf, tadi Anda menatakan apa? Bolehkah saya mengetahui artinya dalam bahasa Indonesia?)
              Baik, apakah kalian sudah mengerti?
Siswa     : Sudah.
Guru      : Mari kita menuju ke pasar!

Sesampainya di pasar.
Guru      : Nah, sekarang kalian perhatikan cara bertransaksi dua orang tersebut. Perhatikan bagaimana ia mengucapkan sebuah tuturan!
Pembeli  : Brapea belui semangko nih?
Penjual   : limu beleh ribiu sueh. Ndek ngak mano?
Pembeli  : ngak gedou tiufh.
Penjual   : Nih. Mokasih.
Guru      : Tadi kalian sudah mengamati bagaimana penutur bahasa Kerinci melakukan transaksi jual beli. Selanjutnya kalian bisa langsung mempraktekkannya ke toko-toka yang telah dibagikan tadi.
Toko 1
Siswa 1            : Brapio beli buku nih, Cik?
Penjual 1         : tigo ribiu limo ratah kalo sabuwiah buku. Kalonyo selusin mpek puluh ribiu.
Siswa 1            : Ambik suwiah bie! O, yao Cik, kayao uhang manao?
Penjual 1         : _
Siswa 1            : Namu kayao siapo?
Penjual 1         : Nah bukunyo.
Siswa 1            : Mokasih yao.

Toko 2
Siswa 2            : Berapio beli limaok sekilo, Muk?
Penjual   2        : Kalu limaok nga dea limo ribiu. Kalu nga naek mpek ribu limo ratauh.
Siswa 2            : Ambik yang gdiang sekilo. O, yao Muk, kayao uhang manao?
Penjual 2         : Akau ha Kmu.
Siswa 2            : Siapo namu kayao?
Penjual 2         : Nih. Namo kau Teja.
Siswa 2            : Mokasih.

Toko 3
Siswa 3            : Cik, berapio bli bajiu warnu kunain nih?
Penjual 3         : lapan puloh limo ribiu. Ilouk dasar kaen’ne neh.
Siswa 3            : Bisia kurang, Cik?
Penjual   3        : syo.brepo wak ndok nan yo nyan?
Siswa  3           : tujuh puluh ribiu bie lah.
Penjual 3         : tujuh limeo tuh lah hargo pas.
Siswa  3           : yaolah. Ambik yang tuh. O, yao Cik, kayao uhang manao?
Penjual 3         : Akau urang Lmpow.
Siswa 3            : Siapo namu kayao?
Penjual 3         : Namon akou Bintang. Nai ha bejua.
Siswa 3            : Mokasih yao.

Kegiatan Akhir
Pulang dan kembali ke kelas
Guru                : Tadi kalian sudah melakukan transaksi dengan menggunakan bahasa Kerinci. Sekarang paparkan hasil temuan tuturan yang kalian dapatkan.
Siswa 1           : Tadi saya membeli sebuah buku dengan harga tigo ribiu limo ratah kalo sabuwiah buku dari penutur bahasa Kerinci daerah Lmpow pada Cik Bintang.
Siswa 2           : Tadi saya membeli sebuah limaok nga dea sekilo hargo limu ribiu pada penutur bahasa Kerinci daerah Kmu pada Mamuk Teja.
Siswa 3           : Tadi saya membeli sebuah bajiu warnu kunain sehargo tujuh limeo pada penutur bahasa Kerinci daerah Lmpow pada Cik Bintang.
Guru                : Dari perolehan kalian tersebut. Adakah yang bisa menyimpulkan dengan berbahasa Kerinci?
Siswa 3           : Saya akan mencoba menyimpulkan, Buk. Jadi, daliem bahaso Kincai adio banyiak dialeg bahasonyao. Supayo mudiah, untuk kato yan umum kitao bisia nilik suku kato yang terakhir. Kebanyakan banyiak make difton ataupun triftong.
Guru                : Ya, betul sekali. Tadi kalian telah melakukan transaksi dengan berbahasa Kerinci. Jadi, bahasa Kerinci itu tidaklah susah. Umumnya dalam kata kerja, suku kata terakhirlah yang banyak membedakan dialek bahasa daerah tersebut. dan penggunaan diftong dan triftong sangat banyak ditemukan. Demikianlah. Mudah-mudahan kayo galo bisia pandae pake bahasa Kincai. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar