KONSEP PENERAPAN METODE KOMUNITAS
Kegiatan
awal
Guru memulai proses pembelajaran yang diawali dengan salam.
Kemudian memperkenalkan materi yang akan diajarkan. Selanjutnya materi ajar
digambarkan secara umum.
Guru : Assalamu’alaikum wr. wb
Siswa : Wa’alaikumsalam wr. wb
Guru : Siswa-siswa sekalian. Hari ini kita akan
mempelajari bahasa Kerinci dengan metode komunitas. Dimana nanti kalian akan dibawa ke sebuah komunitas yang
isinya adalah penutur bahasa Kerinci. Kalian akan dibawa ke sebuah Pasar Sore
Seleman. Di sana kalian akan belajar langsung bagaimana cara bertransaksi
dengan menggunakan bahasa Kerinci.
Siswa 1: Bukannya
bahasa Kerinci memiliki ragam dialeg bahasa? Lalu bahasa apa yang akan kami
gunakan?
Guru : Iya, itu betul sekali. Kerinci memiliki
beragam dialeg bahasa dan di pasar adalah perkumpulan dari berbagai pemilik
dialek bahasa tersebut. Namun di sini kita akan mempelajari dasarnya saja
dengan menggunakan bahasa yang tidak terlalu rumit dan dapat dimengerti oleh
setiap penutur bahasa Kerinci.
Kegiatan Inti
Guru memberikan
pembekalan untuk melakukan transaksi dengan bahasa Kerinci. Kemudian
sesampainya di pasar, siswa diminta mengamati transaksi antara penjual dan
pembeli. Setelah dirasakan cukup, siswa diminta untuk praktek langsung dalam
menuturkan bahasa Kerinci dalam transaksi jual beli.
Guru : Baik, saya akan jelaskan bagaimana caranya
bertransaksi dengan bahasa Kerinci. Di dalam bahasa Kerinci banyak menggunakan
diftong ataupun triftong dan pada kata yang umum perbedaan dialeg bahasa
Kerinci terletak pada suku kata terakhir. Akantetapi terdapat perbedaan cara
pengucapan. Nah, di sanalah kalian akan mempelajari bagaimana pengucapan
tuturan bahasa Kerinci.
Nanti kalian akan dipisah-pisah,
Fitri bertransaksi di toko buku. Winda bertransaksi di toko buah. Sedangkan
Mahdalena akan bertransaksi di toko baju.
Kata yang umum digunakan dalam
bertransaksi jual beli ialah:
“Cik/Mamuk, berapio beli buku
nih?” (Kakak/ Paman, berapa beli buku ini?)
Atau
“Cik/Mamuk,
berapio beli Limaok sekilo?” (Kakak/ Paman, berapa beli jeruk sekilo?)
Atau
“Cik/ Mamuk, berapio beli baju
warnu kunain tuh?” (Kakak/ Paman, berapa beli baju warna kuning itu?)
Setelah
itu kalian boleh melanjutkan transaksi sesuai dengan contoh yang akan diperlihatkan
nantinya. Nanti jangan lupa tanya siapa nama penjual tersebut dengan “Siapo
namu kayo?” (Siapa nama Anda?) dan tanyakan juga daerah asalnya dengan “Kayo
uhang manao?” (Anda orang mana/alamat?) untuk mempermudah kalian membedakan
dialeg bahasa antardaerah.
Jika nantinya kalian mendapat
kesulitan atau tidak mengerti dengan apa yang mereka katakan maka ucapkanlah “Maaf,
tadi kayo ngato apo? Buleh kamai ntau artinyao daliem bahasa Indonesia?”
(Maaf, tadi Anda menatakan apa? Bolehkah saya mengetahui artinya dalam bahasa
Indonesia?)
Baik, apakah kalian sudah
mengerti?
Siswa : Sudah.
Guru : Mari kita menuju ke pasar!
Sesampainya di
pasar.
Guru : Nah, sekarang kalian perhatikan cara
bertransaksi dua orang tersebut. Perhatikan bagaimana ia mengucapkan sebuah
tuturan!
Pembeli : Brapea belui semangko nih?
Penjual : limu beleh ribiu sueh. Ndek ngak mano?
Pembeli : ngak gedou
tiufh.
Penjual : Nih. Mokasih.
Guru : Tadi kalian sudah
mengamati bagaimana penutur bahasa Kerinci melakukan transaksi jual beli.
Selanjutnya kalian bisa langsung mempraktekkannya ke toko-toka yang telah
dibagikan tadi.
Toko 1
Siswa 1 : Brapio beli buku nih, Cik?
Penjual 1 : tigo ribiu limo
ratah kalo sabuwiah buku. Kalonyo selusin mpek puluh ribiu.
Siswa 1 : Ambik suwiah bie! O, yao Cik, kayao uhang manao?
Penjual 1 : _
Siswa 1 : Namu kayao siapo?
Penjual 1 : Nah bukunyo.
Siswa 1 : Mokasih yao.
Toko 2
Siswa 2 : Berapio beli limaok sekilo, Muk?
Penjual 2 : Kalu limaok nga dea limo ribiu. Kalu nga naek mpek ribu limo ratauh.
Siswa 2 : Ambik yang gdiang sekilo. O, yao Muk, kayao uhang manao?
Penjual 2 : Akau ha Kmu.
Siswa 2 : Siapo namu kayao?
Penjual 2 : Nih. Namo kau
Teja.
Siswa 2 : Mokasih.
Toko 3
Siswa 3 : Cik, berapio bli bajiu warnu kunain nih?
Penjual 3 : lapan puloh
limo ribiu. Ilouk dasar kaen’ne neh.
Siswa 3 : Bisia kurang, Cik?
Penjual 3 : syo.brepo wak ndok nan yo nyan?
Siswa 3 : tujuh puluh
ribiu bie lah.
Penjual 3 : tujuh limeo tuh
lah hargo pas.
Siswa 3 : yaolah. Ambik
yang tuh. O, yao Cik, kayao uhang manao?
Penjual 3 : Akau urang
Lmpow.
Siswa 3 : Siapo namu
kayao?
Penjual 3 : Namon akou
Bintang. Nai ha bejua.
Siswa 3 : Mokasih yao.
Kegiatan Akhir
Pulang dan kembali ke kelas
Guru : Tadi kalian
sudah melakukan transaksi dengan menggunakan bahasa Kerinci. Sekarang paparkan
hasil temuan tuturan yang kalian dapatkan.
Siswa 1 : Tadi saya
membeli sebuah buku dengan harga tigo ribiu limo ratah kalo sabuwiah buku dari penutur bahasa Kerinci daerah Lmpow pada Cik Bintang.
Siswa 2 : Tadi saya
membeli sebuah limaok nga dea sekilo hargo limu ribiu pada penutur bahasa Kerinci daerah Kmu pada Mamuk Teja.
Siswa 3 : Tadi saya
membeli sebuah bajiu warnu kunain sehargo tujuh
limeo pada
penutur bahasa Kerinci daerah Lmpow pada Cik Bintang.
Guru : Dari
perolehan kalian tersebut. Adakah yang bisa menyimpulkan dengan berbahasa
Kerinci?
Siswa 3 : Saya akan
mencoba menyimpulkan, Buk. Jadi, daliem bahaso Kincai adio banyiak dialeg bahasonyao. Supayo
mudiah, untuk kato yan umum kitao bisia nilik suku kato yang terakhir.
Kebanyakan banyiak make difton ataupun triftong.
Guru : Ya, betul
sekali. Tadi kalian telah melakukan transaksi dengan berbahasa Kerinci. Jadi,
bahasa Kerinci itu tidaklah susah. Umumnya dalam kata kerja, suku kata
terakhirlah yang banyak membedakan dialek bahasa daerah tersebut. dan
penggunaan diftong dan triftong sangat banyak ditemukan. Demikianlah. Mudah-mudahan
kayo galo bisia pandae pake bahasa Kincai. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar