Minggu, 22 Maret 2015

Pengguna Bahasa Indonesia dalam Makalah



PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
DALAM MAKALAH

LAPORAN DISKUSI
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Penulisan Makalah Ilmiah
dengan Topik Bahasan Kalimat Efektif dan Paragraf
Dosen Pengampu Dr. Herman Budiyono, M.Pd

Oleh
Kelompok 2
Herti Gustina              A1B112005
Masri Simbolon           A1B112017
Winda Sari                  A1B112023
Bintang Sari                A1B112033
Herly Octa Saputra     A1B112037
Melan Delvia               A1B112043
Semester IV, Kelas A


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
 


PEMAKAIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang isinya dapat dipahami pembaca secara tepat. Kalimat ini memiliki dua ciri umum, yaitu (1) mampu mewadahi konsep ga-gasan yang dimiliki penulis secara tepat, dan (2) mampu menimbulkan kesamaan pandangan atau gagasan antara pembaca dengan penulisnya. Secara garis besar, syarat kalimat efektif yaitu sebagai berikut.

Gramatikal
Suatu kalimat dikatakan gramatikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang bersangkutan. Kegramatikalan sebuah kalimat dapat dilihat dari segi struktur sintaksis, bentuk kata, dan ketepatan diksi. Berdasarkan struktur sintaksis, kalimat dikatakan gramatikal apabila urutan kata-kata yang membentuk kalimat itu tepat dan lazim digunakan oleh masyarakat pe-nuturnya. Kalimat gramatikal harus lengkap, yaitu dapat mengungkapkan infor-masi (disebut juga proposisi atau makna) secara utuh. Berdasarkan tata bentukan, kalimat dikatakan gramatikal apabila bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu sesuai dengan kaidah pembentukan kata. Berdasarkan ketepatan diksi, sebuah kalimat dikatakan gramatikal apabila dalam kalimat itu tidak terapat pemakaian kata tidak lazim. Jadi kegramatikalan kalimat tergantung pada (1) ketepatan dan kelaziman urutan kata, (2) ketepatan fungsi kata, (3) kelengkapan unsur struktur, (4) ketepatan penggunaan pembentukan kata, dan (5) ketepatan penggunaan kata (diksi).

Logis
Suatu kalimat dikatan logis apabila (1) gagasan yang disampaikan masuk akal, (2) hubungan antargagasan dalam kalimat masuk akal, dan (3) hubungan ga-gasan pokok dan gagasan penjelas juga masuk akal. Kelogisan kalimat didukung oleh ketepatan diksi dan bentukan kata yang digunakan.

Efisien
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat itu hanya menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi dapat me-nyampaikan informasi secara tepat dan jelas. Kalimat efisien ditandai dengan tia-danya unsur kalimat yang tak ada manfaatnya (atau tidak ada unsur mubazir).

Jelas
Kalimat yang jelas yaitu kalimat yang proposisinya mudah dipahami atau tidak ambigius. Dalam menulis kalimat harus juga diperhatikan ketepatan penggu-naan tanda baca (tanda baca dapat berfungsi sebagai pengganti unsur supraseg-mental atau intonasi dalam bahasa lisan) dan hindari kalimat yang panjang. Kali-mat yang panjang dapat menimbulkan kesulitan dalam memahami proposisi kali-mat.

PENGEMBANGAN PARAGRAF
Paragraf dapat diamati dari dua segi, yaitu segi isi dan struktur. Dari segi isi, paragraf merupakan suatu pernyataan tentang suatu pokok pikiran (ide pokok) yang dikemukakan secara utuh dan lengkap. Dari segi struktur, paragraf adalah se-kelompok kalimat yang saling berhubungan dan dirangkaikan dalam urutan yang teratur dan jelas. Secara sederhana, paragraf dapat diartikan sebagai suatu susunan yang berhubungan satu dengan yang lain, yang menyajikan pikiran pokok (ide po-kok). Dalam tulisan, keberadaan paragraf dapat ditandai dengan dua cara, yaitu in-dentasi dan perbedaan spasi. Dalam tulisan ilmiah atau kebanyakan tulisan, parag-raf ditandai dengan indentasi, yaitu tulisan menjorok ke dalam. Suatu paragraf di-katakan baik apabila memenuhi tiga persyaratan, yaitu (1) kesatuan, (2) kesis-tematisan dan kelengkapan, dan (3) kepaduan.

Kesatuan Paragraf
Setiap paragraf harus memiliki kesatuan. Artinya, semua kalimat yang ter-dapat dalam paragraf secara bersama-sama mendukung ide pokok atau gagasan pokok yang dituangkan dalam paragraf. Dengan demikian, dalam sebuah paragraf yang baik hanya terdapat satu pikiran atau gagasan pokok dan sejumlah rincian atau penjelas yang menunjang gagasan atau ide pokok paragraf.
Di dalam paragraf, ide pokok biasanya diwadahi dalam kalimat topik, dan ide-ide penjelas diwadahi dalam kalimat-kalimat penjelas. Letak kalimat topik da-lam paragraf (tulisan ilmiah) bisa di awal, atau di akhir paragraf, atau gabungan keduanya.

Kesistematisan dan Kelengkapan Paragraf
            Pengurutan ide dalam suatu paragraf dapat dilakukan dengan dua cara, yai-tu secara alamiah dan secara logis. Urutan alamiah berupa urutan waktu (kronolo-gis) dan ruang (sudut pandang), sedangkan urutan logis berupa urutan klimak-an-tiklimak, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, pokok rincian, dikenal-tidak dikenal, dan mudah-sulit. Ide penjelas dalam paragraf dapat berupa: contoh, ilus-trasi, rincian kongkrit, bandingan, uraian, fakta/data, alasan, penyebab/akibat, anekdot, dan analog.

Kekohesian dan Kekoherensian Paragraf
Paragraf yang baik haruslah memiliki kepaduan (kohesi dan koherensi). Kepaduan yang dimaksud adalah adanya rangkaian antar kalimat yang memudah-kan pembaca untuk memahami isinya. Paragraf yang baik juga memiliki jalinan yang erat antaride dan antarkalimat pendukungnya. Keterjalinan antaride dan an-tarkalimat dalam paragraf akan memudahkan pembaca memahami ide yang ditu-angkan penulis. Jalinan antaride dan antarkalimat dalam paragraf dapat dilakukan dengan menggunakan penanda hubung, baik eksplisit maupun implisit (menggu-nakan kata-kata penanda hubungan atau tanda kata-kata penanda hubungan).
            Penanda hubungan eksplisit (yang lazim disebut penanda kohesi) dapat di-kelompokkan menjadi tiga, yaitu penanda hubungan gramatikal, logis, dan leksi-kal. Penanda hubungan logis meliputi jenis pengacuan, penggantian, dan penghi-langan. Penanda hubungan logis meliputi hubungan penambahan, penjelasan, pe-nyimpulan, kualitas, pengontrasan, penegasan, dan lain-lain, dan penanda hubung-an leksikal berupa pengulangan atau pernyataan kembali sesuatu yang telah dise-butkan. Hubungan ekplisit dinyatakan oleh hubungan ide antar kalimat. Kata-kata transisi yang dimaksud dapat dikemukakan seperti berikut.
·         Kata transisi yang menunjukan tambahan (aditif) terhadap sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya.
·         Kata transisi yang menunjukan hubungan pertentangan/kontras dengan suatu yang telah disebutkan sebelumnya.
·         Kata transisi yang menyatakan perbandingan
·         Kata transisi menyatakan akibat atau hasil
·         Kata transisi yang menyatakan tujuan
·         Kata transisi yang menyatakan rangkuman atau singkatan
·         Kata transisi yang menyatakan waktu
·         Kata transisi yang menyatakan tempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar