Minggu, 22 Maret 2015

Objek dan Pelengkap dalam Bahasa Indonesia



MAKALAH
OBJEK DAN PELENGKAP DALAM BAHASA INDONESIA

Mata Kuliah                     : Sintaksis
Dosen Pengampu             : Drs. Akhyarudin, M.Hum

Disusun oleh:
Kelompok III
1.      Herti Gustina                    A1B112005
2.      Meri Asparina                   A1B112013
3.      Hari Tri Suroyo                 A1B112015
4.      Nova Ardiansyah             A1B112027
5.      Firda Adrian                     A1B112031
Semester/Kelas            : IV/A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014




KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan hiyadat yang telah Ia berikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kemudian ucapan terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik berupa sarana dan prasarana maupun berupa ide-ide atau gagasan-gagasan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Sintaksis sebagai bahan diskusi mengenai Objek dan Pelengkap dalam Bahasa Indonesia. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa di dalam suatu kalimat terdapat unsur-unsur berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan pelaku. Kelima unsur tersebut memiliki fungsi masing-masing di dalam kalimat. Di dalam makalah akan dibahas mengenai objek dan pelengkap dalam bahasa Indonesia.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, apabila ada kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf. Kritik maupun saran kami buka demi perbaikan makalah ini untuk selanjutnya.
Atas perhatiannya kami haturkan ungkapan terima kasih.

Jambi, _ April 2014
Penyusun


Kelompok IV

i
 
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1              Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2              Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3              Manfaat dan Tujuan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1            Objek dalam Bahasa Indonesia........................................................................... 3
2.2            Pelengkap dalam Bahasa Indonesia.................................................................... 5
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 7
3.1            Kesimpulan......................................................................................................... 7
3.2            Saran................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 8



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut hubungan antar kata di dalam tuturan atau kalimat. Atas dasar pemahaman tersebut dapat dikatakan bahwa satuan terbesar dari sintaksis adalah kalimat. Sedangkan satuan terkecil dari sintaksis adalah kata. Antara kata dan kalimat terdapat suatu satuan yaitu frasa dan klausa.
Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang bersifat nonprediktif dan mengisi salah satu fungsi sintaksis. Sedangkan klausa adalah satuan gramatik pembentuk kalimat yang berstruktur predikat. Unsur inti dari klausa ialah subjek dan predikat. Struktur kalimat dan klausa hampir sama yakni terdiri dari: Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, dan Keterangan.
Objek ialah istilah yang menunjukkan kedudukan kata benda pada suatu kalimat atau sesuatu yang dikenai pekerjaan pada sebuah kalimat. Sedangkan pelengkap ialah kata atau kelompok kata yang melengkapi kata kerja pada sebuah kalimat. Objek dan pelengkap dalam suatu kalimat memiliki kesamaan yakni berada setelah predikat. Bedanya objek selalu terdapat dalam klausa yang dapat dipasifkan, sedangkan pelengkap terdapat dalam klausa yang tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif. Menanggapi hal tersebut perlu adanya pemahaman menyeluruh tentang perbedaan fungsi objek dan pelengkap agar dapat memahami ilmu sintaksis dengan baik.

1.2  Rumusan Masalah
Agar tidak terjadi penyimpangan ataupun kerancuan terhadap makalah ini, maka penulis memberi batasan terhadap pembahasan dengan ruang lingkup berkisar judul yang tertera. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini meliputi:
1.      Apa itu objek dalam ilmu sintaksis?
2.      Apa itu pelengkap dalam ilmu sintaksis?

1.3  Manfaat dan Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengembangan wawasan terhadap ilmu bahasa  baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri.
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu agar baik pembaca maupun penulis dapat:
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan objek dalam ilmu sintaksis.
2.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan pelengkap dalam ilmu sintaksis.
3.      Membedakan antara objek dan pelengkap dalam ilmu sintaksis.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Objek dalam Bahasa Indonesia
Objek ialah istilah yang menunjukkan kedudukan kata benda pada kalimat seperti nasi pada kalimat: Saya makan nasi. Atau sesuatu yang dikenai pekerjaan pada sebuah kalimat: Kami menulis surat. (Lubis, A. Hasan Hamid. 1998: 108)
Pengenalan terhadap objek melewati dua jalan, yaitu dengan melihat jenis predikat atau dengan memperhatikan ciri khas objek itu sendiri. Kehadiran objek selalu dituntut oleh verba transitif dalam kalimat aktif. Tanda-tandanya adalah bersufiks –kan atau –i atau berprefiks per-. Objeknya sendiri biasanya secara kategorial bisa diisi oleh –nya, -ku, dan –mu. Objek ini bisa menjadi subjek bila kalimatnya dipasifkan. Misalnya Dokter mengobati pasien menjadi Dokter mengobatinya, dan bila dipasifkan menjadi Pasien diobati dokter.
Dalam hubungannya dengan unsur-unsur lain dijelaskan bahwa fungsi utama klausa adalah predikat. Predikat biasanya berupa verba yang mengungkapkan suatu keadaan, kejadian,  dan perbuatan yang melibatkan satu atau lebih orang atau benda sebagai argumen atau peserta dari verba itu sendiri. argumen utama dari verba itu ialah subjek dan objek. Subjek adalah apa yang melakukan hal-hal yang diartikan oleh verba di tempat predikat. Sedangkan objek adalah pihak yang mengalami tindakan yang diartikan oleh verba yang bervalensi dua ialah verba transitif.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari objek ialah:
1.      Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh kehadiran predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya langsung setelah predikat (ciri umum verba transitif ialah berafiks meng-, -kan, -i).
2.      Objek biasanya berupa nomina dan frasa nominal. Jika objek tergolong nomina, atau frasa nominal, atau persona ketiga tunggal, maka nomina yang berfungsi sebagai objek itu dapat diganti dengan pronomina –nya. Jika objek berupa pronomina aku/kamu maka pronominanya adalah –ku/-mu. Perhatikan contoh berikut ini.
a)      - Ayah mengetik surat.
b)      - Herti menjenguk Meri.
-     Herti menjenguknya.
c)      - Tri akan belajar bersama kamu.
-     Tri akan belajar bersamamu.
3.      Selain dalam bentuk kata dan frasa, fungsi objek dapat pula berbentuk klausa seperti contoh berikut ini.
a)      - Ayah menyuruh Firda
-     Ayah menyuruhnya
4.      Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek, jika kalimat itu dipasifkan. Contohnya:
a)      - Guru mengajarakan Bahasa Indonesia kepada murid-murid.
-     Murid-murid diajarkan Bahasa Indonesia oleh gurunya.
Secara garis besar ciri-ciri dari objek ialah:
1.      Tegak sesudah P;
2.      Dapat diganti dengan pronomina –nya;
3.      Bila dipasifkan menjadi S.
Kemudian, objek dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.      Objek langsung atau objek penderita yaitu nomina yang menjadi penderita dari satu perbuatan, seperti:
a)      Ibu memasak nasi.
b)      Ayah membaca koran.
2.      Objek tak langsung atau objek penyerta yaitu nomina yang menyertai kata kerja pada sebuah kalimat, seperti:
a)      Dia membeli kado untuk adik.
b)      Dia membelikan adik kado.

2.2  Pelengkap dalam Bahasa Indonesia
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap atau komplemen merupakan bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat. Pelengkap dapat berupa frasa, nomina, verba, adjektiva, atau preposisi. Sama halnya dengan objek, pelengkap juga terletak langsung di belakang predikat atau di belakang  objek jika objek itu ada. Perbedannya ialah objek selalu terdapat dalam klausa yang dapat dipasifkan, sedangkan pelengkap  terdapat dalam klausa yang tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif atau mungkin juga terdapat dalam klausa pasif yaitu bentuk pasif yang predikatnya berupa verba taktransitif. Perhatikan contoh berikut ini.
1.      Teman saya sedang bermain bola.
2.      Negara ini berdasarkan  Pancasila.
3.      Baju baru dibeli ayah untuk adik.
Kemiripan pelengkap dan objek terlihat pula dari segi kategori dan tempatnya. Perhatikan contoh berikut.
1.      Di mendagangkan barang-barang elektronik di Glodok.
2.      Ibu membelikan adik sepatu baru.
3.      Ida benci pada kebohongan.
Kedudukan pelengkap mirip dengan objek dengan perbedaan bahwa keberadaan objek ditentukan oleh faktor ketransitifan verba, sedangkan keberadaan pelengkap ditentukan oleh faktor keharusan untuk melengkapi predikat. Dalam tata bahasa tradisional, pelengkap lazim disebut sebagai objek kedua.
Pelengkap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Pelengkap kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks ber- dan predikat pasif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks di- atau ter- seperti contoh berikut:
-          Bu Minah berjualan sayur di pasar.
                 S              P           Pel      Ket
2.      Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba dwitransitif pengisi predikat seperti contoh berikut:
-          Ayah membelikan adik mainan.
               S           P             O      Pel
Membelikan adalah verba dwitransitf
3.      Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya mengikuti predikat yang diisi oleh verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi seperti contoh berikut:
-          Budi menjadi siswa teladan
               S           P           Pel
4.      Satuan bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu aktif dijadikan kalimat pasif seperti contoh sebagai berikut:
-          Pancasila merupakan dasar negara
    S                  P               Pel
5.      Pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina –nya seperti contoh berikut:
-          Ibu memanggil adik
-          Ibu memanggilnya


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Di dalam objek bahasa Indonesia kita dapat mengenal objek melewati dua jalan, yaitu dengan melihat jenis predikat atau dengan memperhatikan ciri khas objek itu sendiri. Kehadiran objek selalu dituntut oleh verba transitif dalam kalimat aktif. Objek ialah istilah yang menunjukkan kedudukan kata benda pada kalimat.
Selain objek, dalam bahasa Indonesia juga terdapat pelengkap yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap juga dapat berupa frasa, nomina, verba, adjektiva, atau preposisi.
Objek dan pelengkap dalam suatu kalimat memiliki kesamaan yakni berada setelah predikat. Bedanya objek selalu terdapat dalam klausa yang dapat dipasifkan, sedangkan pelengkap terdapat dalam klausa yang tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif.

3.2  Saran
Dalam makalah ini, penulis telah memaparkan beberapa pembahasan mengenai judul tersebut. Akantetapi penulis menyadari akan banyaknya kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kritik maupun saran sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis pribadi.


DAFTAR PUSTAKA
Akhyarudin.  _. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jambi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jambi.
Lubis, Hasan Hamid. 1994. Glosarium Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa.
Muslich, Mansur. 1990. Garis-Garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang.
Firdawati (2011). Sintaksis Bahasa Indonesia. From http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2011/03/14sintaksis-bahasa-indonesia.html, 14 Maret 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar