MAKALAH
OBJEK DAN PELENGKAP DALAM BAHASA
INDONESIA
Mata Kuliah : Sintaksis
Dosen Pengampu : Drs. Akhyarudin,
M.Hum
Disusun
oleh:
Kelompok
III
1. Herti
Gustina A1B112005
2. Meri
Asparina A1B112013
3. Hari
Tri Suroyo A1B112015
4. Nova
Ardiansyah A1B112027
5. Firda
Adrian A1B112031
Semester/Kelas : IV/A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan hiyadat yang telah Ia berikan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kemudian
ucapan terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, baik berupa sarana dan prasarana maupun berupa ide-ide
atau gagasan-gagasan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah
ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Sintaksis sebagai bahan
diskusi mengenai Objek dan Pelengkap dalam Bahasa Indonesia. Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa di dalam suatu kalimat terdapat unsur-unsur berupa
subjek, predikat, objek, pelengkap, dan pelaku. Kelima unsur tersebut memiliki
fungsi masing-masing di dalam kalimat. Di dalam makalah akan dibahas mengenai
objek dan pelengkap dalam bahasa Indonesia.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan, apabila ada kesalahan dan kekurangan kami mohon
maaf. Kritik maupun saran kami buka demi perbaikan makalah ini untuk
selanjutnya.
Atas
perhatiannya kami haturkan ungkapan terima kasih.
Jambi,
_ April 2014
Penyusun
Kelompok
IV
i
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1
1.1
Latar
Belakang....................................................................................................
1
1.2
Rumusan
Masalah...............................................................................................
1
1.3
Manfaat
dan Tujuan............................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
3
2.1
Objek
dalam Bahasa Indonesia...........................................................................
3
2.2
Pelengkap
dalam Bahasa Indonesia....................................................................
5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
7
3.1
Kesimpulan.........................................................................................................
7
3.2
Saran...................................................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut
hubungan antar kata di dalam tuturan atau kalimat. Atas dasar pemahaman
tersebut dapat dikatakan bahwa satuan terbesar dari sintaksis adalah kalimat.
Sedangkan satuan terkecil dari sintaksis adalah kata. Antara kata dan kalimat
terdapat suatu satuan yaitu frasa dan klausa.
Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua
kata atau lebih yang bersifat nonprediktif dan mengisi salah satu fungsi
sintaksis. Sedangkan klausa adalah satuan gramatik pembentuk kalimat yang
berstruktur predikat. Unsur inti dari klausa ialah subjek dan predikat.
Struktur kalimat dan klausa hampir sama yakni terdiri dari: Subjek, Predikat, Objek,
Pelengkap, dan Keterangan.
Objek ialah istilah yang menunjukkan kedudukan kata
benda pada suatu kalimat atau sesuatu yang dikenai pekerjaan pada sebuah
kalimat. Sedangkan pelengkap ialah kata atau kelompok kata yang melengkapi kata
kerja pada sebuah kalimat. Objek dan pelengkap dalam suatu kalimat memiliki
kesamaan yakni berada setelah predikat. Bedanya objek selalu terdapat dalam
klausa yang dapat dipasifkan, sedangkan pelengkap terdapat dalam klausa yang
tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif. Menanggapi hal tersebut perlu adanya
pemahaman menyeluruh tentang perbedaan fungsi objek dan pelengkap agar dapat
memahami ilmu sintaksis dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Agar
tidak terjadi penyimpangan ataupun kerancuan terhadap makalah ini, maka penulis
memberi batasan terhadap pembahasan dengan ruang lingkup berkisar judul yang
tertera. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini meliputi:
1.
Apa itu objek
dalam ilmu sintaksis?
2.
Apa itu
pelengkap dalam ilmu sintaksis?
1.3 Manfaat dan
Tujuan
Dengan
adanya makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengembangan wawasan
terhadap ilmu bahasa baik bagi pembaca
maupun bagi penulis sendiri.
Adapun
tujuan penulisan makalah ini yaitu agar baik pembaca maupun penulis dapat:
1.
Mengetahui apa
yang dimaksud dengan objek dalam ilmu sintaksis.
2.
Mengetahui apa
yang dimaksud dengan pelengkap dalam ilmu sintaksis.
3.
Membedakan antara
objek dan pelengkap dalam ilmu sintaksis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Objek dalam
Bahasa Indonesia
Objek ialah istilah yang menunjukkan kedudukan kata
benda pada kalimat seperti nasi pada kalimat: Saya makan nasi. Atau
sesuatu yang dikenai pekerjaan pada sebuah kalimat: Kami menulis surat.
(Lubis, A. Hasan Hamid. 1998: 108)
Pengenalan terhadap objek melewati dua jalan, yaitu
dengan melihat jenis predikat atau dengan memperhatikan ciri khas objek itu
sendiri. Kehadiran objek selalu dituntut oleh verba transitif dalam kalimat
aktif. Tanda-tandanya adalah bersufiks –kan atau –i atau
berprefiks per-. Objeknya sendiri biasanya secara kategorial bisa diisi
oleh –nya, -ku, dan –mu. Objek ini bisa menjadi subjek
bila kalimatnya dipasifkan. Misalnya Dokter mengobati pasien menjadi Dokter
mengobatinya, dan bila dipasifkan menjadi Pasien diobati dokter.
Dalam hubungannya dengan unsur-unsur lain dijelaskan
bahwa fungsi utama klausa adalah predikat. Predikat biasanya berupa verba yang
mengungkapkan suatu keadaan, kejadian,
dan perbuatan yang melibatkan satu atau lebih orang atau benda sebagai
argumen atau peserta dari verba itu sendiri. argumen utama dari verba itu ialah
subjek dan objek. Subjek adalah apa yang melakukan hal-hal yang diartikan oleh
verba di tempat predikat. Sedangkan objek adalah pihak yang mengalami tindakan
yang diartikan oleh verba yang bervalensi dua ialah verba transitif.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri dari objek ialah:
1.
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh kehadiran
predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya langsung
setelah predikat (ciri umum verba transitif ialah berafiks meng-, -kan,
-i).
2.
Objek biasanya berupa nomina dan frasa nominal. Jika objek tergolong
nomina, atau frasa nominal, atau persona ketiga tunggal, maka nomina yang
berfungsi sebagai objek itu dapat diganti dengan pronomina –nya. Jika
objek berupa pronomina aku/kamu maka pronominanya adalah –ku/-mu.
Perhatikan contoh berikut ini.
a)
- Ayah mengetik surat.
b)
- Herti menjenguk Meri.
-
Herti menjenguknya.
c)
- Tri akan belajar bersama kamu.
-
Tri akan belajar bersamamu.
3.
Selain dalam bentuk kata dan frasa, fungsi objek dapat pula berbentuk
klausa seperti contoh berikut ini.
a)
- Ayah menyuruh Firda
-
Ayah menyuruhnya
4.
Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek, jika kalimat itu
dipasifkan. Contohnya:
a)
- Guru mengajarakan Bahasa Indonesia kepada murid-murid.
-
Murid-murid diajarkan Bahasa Indonesia oleh gurunya.
Secara garis
besar ciri-ciri dari objek ialah:
1.
Tegak sesudah P;
2.
Dapat diganti dengan pronomina –nya;
3.
Bila dipasifkan menjadi S.
Kemudian,
objek dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.
Objek langsung atau objek penderita yaitu nomina yang menjadi penderita
dari satu perbuatan, seperti:
a)
Ibu memasak nasi.
b)
Ayah membaca koran.
2.
Objek tak langsung atau objek penyerta yaitu nomina yang menyertai kata
kerja pada sebuah kalimat, seperti:
a)
Dia membeli kado untuk adik.
b)
Dia membelikan adik kado.
2.2 Pelengkap dalam
Bahasa Indonesia
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi
melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap
atau komplemen merupakan bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat.
Pelengkap dapat berupa frasa, nomina, verba, adjektiva, atau preposisi. Sama
halnya dengan objek, pelengkap juga terletak langsung di belakang predikat atau
di belakang objek jika objek itu ada.
Perbedannya ialah objek selalu terdapat dalam klausa yang dapat dipasifkan,
sedangkan pelengkap terdapat dalam
klausa yang tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif atau mungkin juga terdapat
dalam klausa pasif yaitu bentuk pasif yang predikatnya berupa verba
taktransitif. Perhatikan contoh berikut ini.
1.
Teman saya sedang bermain bola.
2.
Negara ini berdasarkan Pancasila.
3.
Baju baru dibeli ayah untuk adik.
Kemiripan
pelengkap dan objek terlihat pula dari segi kategori dan tempatnya. Perhatikan
contoh berikut.
1.
Di mendagangkan barang-barang elektronik di Glodok.
2.
Ibu membelikan adik sepatu baru.
3.
Ida benci pada kebohongan.
Kedudukan
pelengkap mirip dengan objek dengan perbedaan bahwa keberadaan objek ditentukan
oleh faktor ketransitifan verba, sedangkan keberadaan pelengkap ditentukan oleh
faktor keharusan untuk melengkapi predikat. Dalam tata bahasa tradisional,
pelengkap lazim disebut sebagai objek kedua.
Pelengkap
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Pelengkap kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba
yang dilekati oleh prefiks ber- dan predikat pasif yang diisi oleh verba
yang dilekati oleh prefiks di- atau ter- seperti contoh berikut:
-
Bu Minah berjualan
sayur di pasar.
S P Pel Ket
2.
Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba
dwitransitif pengisi predikat seperti contoh berikut:
-
Ayah membelikan adik
mainan.
S P O Pel
Membelikan adalah verba
dwitransitf
3.
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya mengikuti predikat
yang diisi oleh verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi seperti contoh
berikut:
-
Budi menjadi siswa
teladan
S P Pel
4.
Satuan bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu menduduki
fungsi subjek apabila kalimat itu aktif dijadikan kalimat pasif seperti contoh
sebagai berikut:
-
Pancasila merupakan
dasar negara
S P Pel
5.
Pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina –nya seperti contoh
berikut:
-
Ibu memanggil adik
-
Ibu memanggilnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam objek bahasa Indonesia kita dapat mengenal objek
melewati dua jalan, yaitu dengan melihat jenis predikat atau dengan
memperhatikan ciri khas objek itu sendiri. Kehadiran objek selalu dituntut oleh
verba transitif dalam kalimat aktif. Objek ialah istilah yang menunjukkan
kedudukan kata benda pada kalimat.
Selain objek, dalam bahasa Indonesia juga terdapat
pelengkap yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan
melengkapi struktur kalimat. Pelengkap juga dapat berupa frasa, nomina, verba,
adjektiva, atau preposisi.
Objek dan pelengkap dalam suatu kalimat memiliki
kesamaan yakni berada setelah predikat. Bedanya objek selalu terdapat dalam
klausa yang dapat dipasifkan, sedangkan pelengkap terdapat dalam klausa yang
tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif.
3.2 Saran
Dalam makalah
ini, penulis telah memaparkan beberapa pembahasan mengenai judul tersebut.
Akantetapi penulis menyadari akan banyaknya kekurangan baik dalam penulisan
maupun dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kritik maupun saran sangat
diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyarudin. _. Sintaksis Bahasa
Indonesia. Jambi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jambi.
Lubis, Hasan Hamid. 1994. Glosarium Bahasa dan Sastra. Bandung:
Angkasa.
Muslich, Mansur. 1990. Garis-Garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang.
Firdawati (2011). Sintaksis Bahasa Indonesia.
From http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2011/03/14sintaksis-bahasa-indonesia.html, 14 Maret 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar