Minggu, 22 Maret 2015

Semantik dalam Etimologi



RESUME
SEMANTIK DALAM ETIMOLOGI

Mata Kuliah                : Semantik
Dosen Pengampu        : Drs. Andiopenta, M.Hum. M. DIV

Disusun oleh:
Kelompok 7
1.      Herti Gustina              A1B112005
2.      Laxmita Dewi             A1B112011
Semester/Kelas            : IV/A


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014



SEMANTIK DALAM ETIMOLOGI
A.    Pendahuluan
Semantik adalah cabang ilmu bahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal-usul dan perkembangan arti suatu kata, mempelajari klasifikasi perubahan kata-kata atau bentuk bahasa sebagai faktor dalam perkembangan bahasa. Sedangkan etimologi adalah cabang dari ilmu bahasa yang mempelajari asal-usul dan sejarah perubahan bentuk kata.

B.     Makna Kata
Karena dalam telaah mengenai makna kata biasanya dibedakan dalam bermacam-macama makna, maka pertama-tama yang harus diketahui dasar-dasar mengenai pengertian makna. Yang dimaksud dengan arti itu sendiri adalah hubungan antara tanda berupa lambang bunyi ujaran dengan hal atau barang yang diwakilinya.

C.    Macam-Macam Arti Kata
Arti dapat dibagi atas arti potensial, arti leksikal, dan arti struktural. Arti potensial adalah segala macam arti yang dapat didukung oleh sebuah kata. Arti leksikal adalah arti sebuah kata yang dapat dijumpai dalam sebuah kamus. Sedangkan arti struktural adalah arti sebuah kata seperti terdapat dalam sebuah konteks (kalimat).
Arti dapat juga dibedakan atas arti denotatif dan arti konotatif. Arti denitatif adalah arti dasar yang didukung oleh sebuah kata. Sedangkan arti konotatif adalah arti tambahan atau nilai rasa yang diberikan pada sebuah kata.

D.    Relasi Antar Kata
Relasi antar kata dapat berbentuk: Polisemi dan homonim serta sinonim dan antonim.
a.      Polisemi dan Homonim
Polisemi adalah situasi di mana sebuah kata memiliki banyak makna. Sebaliknya, homonim adalah keadaan di mana dua kata atau lebih memiliki bentuk yang sama atau mirip satu sama lain.
b.      Sinonim dan Antonim
Kata-kata yang bentuknya berbeda, tetapi artinya sama disebut sinonim. Selain itu adapula istilah antonim, yang dibagi atas beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1)      Antonim beroposisi kembar, artinya hanya ada dua anggota yang beroposisi.
2)      Antonim beroposisi majemuk, yaitu satu kata dapat beroposisi dengan dua kata atau lebih.
3)      Antonim yang beroposisi gradual, yaitu antonim yang mirip dengan kelompok  pertama di atas, namun antara kedua kata yang berantonim terdapat sejumlah tingkatan.
4)      Antonim yang beroposisi hierarkis, yaitu antonim yang sebenarnya mirip dengan antonim yang beroposisi gradual, namun gradasinya dinyatakan secara kongkret dalam ukuran-ukuran tertentu.
5)      Antonim yang beroposisi relasional, yaitu kata-kata berantonim yang mengandung relasi kebalikan.

E.     Perubahan Makna
Dalam pertumbuhan bahasa, makna kata dapat pula mengalami perubahan, yaitu:
a.      Meluas
Cakupan makna sekarang lebih luas daripada yang lama.
b.      Menyempit
Cakupan arti dulu lebih luas darip arti sekarang.
c.       Ameliorasi
Ameliorasi adalah suatu proses perubahan arti, dimana arti baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari arti yang lama.
d.      Peyorasi
Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna di mana arti baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama.
e.       Sinestesia
Sinestesia merupakan perubahan makna akibat pertukaran anggapan antara dua indera yang berlainan.
f.       Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat antara dua hal.
g.      Metonimia
Metonimia adalah perubahan makna karena hubungan yang erat antara dua kata sehingga salah satu katanya bisa dipakai untuk kata yang lain.

F.     Perubahan Bentuk Kata
Perubahan bentuk kata dapat dibedakan atas; pertama, perubahan bentuk kata-kata asli karena proses pertumbuhan dalam bahasa itu sendiri, dan kedua, perubahan bentuk kata-kata pinjaman.
a.      Perubahan fonologis
Perubahan bentuk kata-kata pinjaman dapat terjadi karena dua proses yaitu:
1)      Adaptasi, menyangkut perubahan fonem.
2)      Analogi, menyangkut perubahan yang bersifat morfologis.
b.      Perubahan morfologis
1)      Analogi, adalah proses pembentukan kata sesuai dengan model yang sudah ada.
2)      Kontaminasi atau perancuan, yakni pembentukan kata yang berupa penggabungan dua kata menjadi satu ungkapan yang baru.
3)      Hiperkorek, yaitu perubahan kata di mana bentuk yang benar diganti dengan bentuk yang sebenarnya salah.
4)      Salah analisa, yang dikarenakan pembeda aksara yang digunakan dan karena perpaduan antarkata terjadi kesalahan dalam menganalisa kata.
5)      Etimologi rakyat, adalah penjelasan mengenai asal-usul bentuk sebuah kata yang tidak didasarkan penjelasan ilmiah sehingga tidak menjamin kebenarannya.
c.       Macam-macam perubahan bentuk kata
1)      Elipsis, yaitu proses penanggalan kata atau bagian tertentu dari sebuah konstruksi.
2)      Asimilasi, yaitu suatu proses perubahan bentuk kata yang berwujud dua buah fonem yang tidak sama dijadikan sama. Ada dua asimilasi yaitu:
·         Amisilasi progresif terjadi bila fonem berikut disamakan dengan fonem berikutnya.
·         Asimilasi regresif terjadi bila fonem sebelumnya disamakan dengan fonem berikutnya.
3)      Disimilasi adalah proses perubahan bentuk kata yang berwujud dua buah fonem yang sama dijadikan tidak sama. Dismilasi ada yang bersifat progresif dan ada yang bersifat regresif.
4)      Diftongnisasi adalah perubahan bentuk kata yang berwujud sebuah monoftong dijadikan diftong.
5)      Monoftongnisasi adalah perubahan bentuk kata yang berwujud sebuah diftong yang berubah menjadi sebuah monoftong.
6)      Haplologi adalah perubahan bentuk kata yang berwujud sebuah pengilangan sebuah suku kata (silabe) di tengah-tengah kata.
7)      Anaptiksis (suara bakti) adalah perubahan bentuk kata yang berwujud penambahan satu bunyi antara dua fonem dalam sebuah kata guna melancarkan ucapan.
8)      Metatesis adalah perubahan bentuk kata di mana dua fonem dalam sebuah kata bertukar tempat.
9)      Aferesis adalah proses penanggalan sebuah fonem atau lebih pada awal sebuah kata.
10)  Sinkop adalah proses penanggalan sebuah fonem atau lebih di tengah-tengah sebuah kata.
11)  Apokop adalah proses penanggalan sebuah fonem pada akhir sebuah kata.
12)  Protesis adalah proses penambahan sebuah fonem pada awal sebuah kata.
13)  Apentesis(mesogoge) adalah proses penambahan sebuah fonem atau lebih di tengah-tengah kata.
14)  Parogog adalah proses penambahan suatu fonem pada akhir sebuah kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar