LAPORAN DISKUSI
PERENCANAAN MAKALAH
PEMILIHAN TOPIK DAN PENYUSUNAN
KERANGKA MAKALAH
Mata Kuliah : Penulisan Makalah Ilmiah
Dosen Pengampu : Dr. Herman Budiyono, M.Pd
Disusun
oleh:
Kelompok
2
1. Herti
Gustina A1B112005
2. Masri
Simbolon A1B112017
3. Winda
Sari A1B112023
4. Bintang
Sari A1B112033
5. Herly
Octa Saputra A1B112037
6. Melan
Delvia A1B112043
Semester/Kelas : IV/A

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI

GAMBARAN
UMUM MAKALAH
1. Sistematika
Penulisan Makalah dan Bagian-Bagiannya
Bagian-bagian makalah yaitu sebagai berikut.
a. Bagian awal
-
Halaman sampul
Hal-hal yang harus ada pada halaman sampul adalah:
ü Judul makalah
ü Keperluan atau maksud ditulisnya makalah
ü Nama penulis makalah
ü Tempat serta waktu penulisan makalah, biasanya
disertai lambang
-
Daftar isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran
tentang garis besar isi makalah.
-
Daftar tabel dan gambar (jika ada)
-
Kata pengantar, yakni memuat pengantar dari penulis.
b. Bagian Inti
(1) Pendahuluan
ü Latar belakang, bagian ini harus dapat mengantarkan
pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan
bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.
ü Masalah atau topik, yaitu sesuatu yang dibahas dalam
makalah. Topik sering disamakan dengan judul. Topik merupakan masalah pokok
yang dibicarakan atau dibahas dalam makalah, sedangkan judul merupakan label
atau nama dari makalah yang ditulis.
Dalam menentukan judul makalah beberapa hal berikut perlu
dipertimbangkan:
1) Judul harus mencerminkan isi makalah atau
mencerminkan topik yang diangkat dalam makalah.
2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau
klausa.
3) Judul makalah hendaknya singkat dan jelas.
4) Judul makalah hendaknya menarik.
(2)
Bagian Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah.
Penulisan bagian teks utama yang baik adalah yang dapat membahas topik secara
mendalam dan tuntas, dengan menggunakan gaya penulisan ringkas, lancar, dan
langsung pada persoalan, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Hindarilah penggunaan kata-kata seperti: dan sebagainya, dan lain-lain, yang
sebesar-besarnya.
(3)
Isi Bagian Akhir
ü
Daftar rujukan/ daftar pustaka
ü
Lampiran (jika ada)
2. Langkah-langkah
penulisan makalah


PEMILIHAN TOPIK MAKALAH
1. Sumber Topik
Penulisan
makalah ilmiah diawali dengan penentuan atau pemilihan ide pokok atau topik
yang akan ditulis, kemudian melakukan spesifikasi topik yang telah ditentukan.
Topik yang diberikan oleh penyelenggara seminar atau infrastruktur bersifat
sangat umum sehingga diperlukan pembatasan topik.
Untuk menemukan topik, terdapat berbagai kemungkinan sumber yang dimanfaatkan, diantaranya buku, referensi, majalah, jurnal, surat kabar, pengalaman hidup, pendapat, sikap, serta kejadian kejadian di masyarakat.
Untuk menemukan topik, terdapat berbagai kemungkinan sumber yang dimanfaatkan, diantaranya buku, referensi, majalah, jurnal, surat kabar, pengalaman hidup, pendapat, sikap, serta kejadian kejadian di masyarakat.
2. Kriteria
Pemilihan Topik
Beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik:
a. Topik
yang dipilih harus bermanfaat, dan layak untuk dibahas.
b. Topik
yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis, jika tidak
menarik penulis biasanya akan melakukan usaha ala kadarnya dan kurang serius.
c. Topik
haruslah dikuasai, tidak terlalu asing dan tidak terlalu baru bagi penulis.
d. Bahan
yang diperlukan berhubungan dengan topik mudah untuk diperoleh.
3. Strategi
Penemuan Topik
Cara-cara
yang digunakan untuk menemukan topik:
a.
Brainstorming
Brainstorming
dilakukan dengan melibatkan orang lain. Brainstorming dilakukan dengan
cara bertanya kepada teman sejawat baik dalam situasi formal maupun informal. Kegiatan
menulis brainstroming merupakan proses berpikir untuk engungkapkan semua
ide yang terlintas/ada di benak penulis sendiri. Cara brainstroming ini dapat
menghasilkan dua macam topik, yaitu topik yang bersifat umum dan topik yang
bersifat khusus.
Langkah-langkah
untuk mendapatkan topik dengan cara brainstorming:
(1) Amati
dan pikirkan topik untuk mengetahui berbagai kemungkinan permasalahan.
(2) Tulis
masalah yang berhubungan dengan topik.
(3) Baca
kembali topik-topik yang telah ditulis. Jika memungkinkan dapat ditambah dan
disempurnakan lagi
(4) Menyusun
kembali topik-topik khusus yang telah didaftar.
(5) Lakukan
pengelompokkan butir-butir yang berhubungan.
b.
Perenungan
Atau Meditasi
Perenungan
merupakan cara berpikir analitis-logis dengan berkonsentrasi penuh terhadap
suatu masalah tertentu. Dalam perenungan ini diusahakan agar tercipta
konsep-konsep, gagasan baru, ide-ide baru.
Langkah-langkah
untuk mendapatkan topik dengan cara perenungan:
(1) Penulis
harus mengamati seluruh masalah dengan memikirkan, mempertimbangkan masalah
yang akan ditulis secara menyeluruh/ utuh.
(2) Setelah
itu, penulis perlu berpikir intensif dengan mengadakan asosiasi bebas.
(3) Penulis
memikirkan lebih lanjut tentang konsep yang telah ditemukan.
(4) Penulis
mengembangkan konsep
(5) Penulis
menyusun kembali butir-butir konsep yang telah dikembangkan dalam urutan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip keilmuan.
c.
Pengembangan
Formula Jurnalistik
Dalam
bahasa inggris dikenal dengan 5W dan 1H. Formula ini merupakan formula yang
banyak digunakan dalam menulis berita, sebab formula ini cukup sederhana dalam
mengembangkan berita.
Penerapan
formula jurnalistik dalam memilih topik makalah dapat dilakukan sebagai
berikut:
(1) Mendeskripsikan
tentang siapa/apa pokok pelaku (orang yang terlibat dalam peristiwa).
(2) Mendeskripsikan
apa saja yang terjadi, peristiwa yang melatarbelakangi, yang sedang terjadi,
serta yang akan terjadi.
(3) Mendeskripsikan
waktu terjadinya peristiwa.
(4) Mendeskripsikan
tempat.
(5) Memberi
alasan mengapa peristiwa itu dapat terjadi.
(6) Mendeskripsikan
bagaimana cara terjadinya peristiwa tersebut.
d.
Pertanyaan
Klasik
Ada
empat pertanyaan klasik yang digunakan dalam menemukan topik:
(1) Apakah
ini? Untuk memahami hakikat sesuatu yang akan ditemukan.
(2) Apa
persamaan dan perbedaannya dengan yang lain? Untuk memperoleh perbandingan yang
utuh terhadap objek.
(3) Apa
yang menyebabkan ini? Untuk memperoleh gambaran hubungan objek dan lainnya.
(4) Apa
yang dikatakan orang tentang ini? Untuk mengetahui pendapat orang tentang
sesuatu yang dibicarakan.
e.
Pemecahan
Masalah
Pemecahan
masalah merupakan usaha mengatasi/ menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi
atau akan dihadapi. Pemecahan masalah selalu berangkat dari suatu masalah.
Masalah itu muncul atau ada, jika terdapat kesenjangan antara yang diharapkan
dengan kenyataan yang dihadapi. Masalah dapat diperoleh melalui: kontemplasi,
pengamalan, observasi, penelitian, dan membaca.
Langkah-langkah
yang dilakukan untuk memecahkan masalah yaitu, sebagai berikut:
(1) Identifikasi
dan spesifikasi masalah.
(2) Menganalisis
masalah dengan cara mendeskripsikan hal-hal yang telah diketahui dengan yang
belum diketahui.
(3) Merumuskan
hipotesis/ jawaban sementara dari masalah yang telah dianalisis.
(4) Mengumpulkan
bukti-bukti berupa data yang sahih yang membetulkan/ menyalahkan hipotesis.
(5) Menguji
hipotesis dan penyimpulan dengan mengemukakan alasan-alasan yang sesuai.
Hal-hal yang pelu diperhatikan dalam
menemukan topik, yaitu:
·
Selalu berusaha
menambah pengetahuan dan pengalamannya melalui melihat, mendengar, membaca, meneliti.
·
Selalu rajin
mengamati sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
·
Mengembangkan
kemampuan imajinasinya dan kreativitas
yang dimiliki.
·
Sering berlatih
mengemukakan pendapat dan mempertahankan serta memperluas cakrawala berpikir.
4. Pembatasan Topik
Makalah
Setelah
topik dipilih, selanjutnya perlu melakukan spesifikasi topik. Janganlah
mengangkat topik yang terlalu luas dan besar, sebab pembahasan topik tersebut
tidak dapat dilakukan secara mendalam dan tuntas. Pembatasan topik dapat
dilakukan dengan cara berikut.
a. Letakkan
topik pada posisi sentral dan ajukan pertanyaan apakah topik masih terlalu
rinci!
b. Daftarlah
rincian-rincian topik tersebut dan pilihlah salah satu rincian topik tersebut
untuk diangkat ke dalam makalah!
c. Ajukan
pertanyaan apakah rincian topik yang telah kita pilih dapat dirinci lagi!
PENYUSUNAN KERANGKA MAKALAH
1.
Konsep
dan Fungsi Kerangka Makalah
Setelah
topik ditentukan, dibatasi, dan tujuan dirumuskan, tugas seorang penulis
selanjutnya ialah menyusun kerangka makalah atau outline. Kerangka
makalah ini merupakan rencana kerja yang memuat pokok-pokok isi makalah yang
akan ditulis. Kerangka makalah juga harus mampu memberikan gambaran utuh kepada
penulis tentang isi makalah yang akan ditulisnya.
Kerangka
makalah perlu disusun sebelum makalah ditulis. Kerangka makalah berfungsi
sebagai berikut.
·
Memberikan
gambaran menyeluruh tentang isi makalah yang akan ditulisnya.
·
Membantu penulis
menyusun sajian pikiran secara teratur, jelas kaitan antar idenya.
·
Memudahkan
penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
·
Memudahkan
penulis untuk mengecek masih ada-tidaknya pikiran bawahan yang belum tercakup
dalam makalah yang akan ditulisnya.
·
Menghindari
terjadinya pengulangan pikiran.
·
Memudahkan
pecarian dan pengumpulan bahan yang diperlukan, serta sumber-sumber bahan yang
dapat dimanfaatkannya.
2.
Langkah-Langkah
Penyusunan Kerangka Makalah
Penyusunan
kerangka makalah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a) Merumuskan
tujuan penulisan makalah. Tujuan ini berfungsi sebagai pengarah bagi penulis
dalan menyusun tema/tesis makalah, kerangka makalah, dan pengembangan kerangka
makalah.
b) Merumuskan
tema/tesis makalah yang akan ditulis berdasarkan topik dan rumusan tujuan yang
telah disusun.
c) Mendaftar
topik-topik bawahan (sub-topik) dari topik utama berdasarkan rumusan tema/tesis
yang telah dibuat.
d) Mengecek
daftar topik bawahan untuk melihat hal-hal berikut.
·
Apakah semua topik
bawahan tersebut relevan dengan topik utama?
·
Apakah ada topik
bawahan yang masih terlalu luas cakupannya?
·
Apakah masih ada
topik-topik bawahan yang sebenarnya merupakan hal yang sama, hanya dirumuskan
dengan cara yang berlainan.
·
Apakah semua
topik bawahan tersebut sama kedudukannya? Jika terdapat topik-topik bawahan
yang kedudukannya lebih tinggi/ lebih rendah dari yang lain harus direvisi.
·
Apakah ada topik-topik
bawahan yang tidak perlu dibahas lagi karena sudah diketahui oleh pembaca.
e) Menyusun
topik-topik bawahan secara sistematis dengan menggunakan pola urutan tertentu.
Ada bermacam-macam pola pengurutan topik-topik bawahan, antara lain sebagai
berikut.
·
Pola urutan
waktu, misalnya urutan peristiwa.
·
Pola urutan
proses, berupa pengurutan topik-topik, misalnya proses pembuatan tempe, tahu
dan lain-lain.
·
Pola urutan
tempat, misalnya berupa urutan geografis.
·
Pola urutan
objek berupa pengurutan topik-topik bawahan berdasarkan jumlah objek yang
tersedia.
·
Pola urutan
sistematik, misalnya sistem pendidikan, sistem organisasi bank, sistem
pemerintahan, dan sistem tubuh manusia.
·
Pola urutan
logis berupa pengurutan topik-topik bawahan berdasarkan logika tertentu,
misalnya, urutan umum khusus, khusus umum, klimaks anti klimaks.
f) Mengulang-ulang
nilai kerangka makalah yang telah dibuat dan merevisinya sampai diperoleh suatu
kerangka makalah yang dianggap ideal.
Contoh:
Topik: menanamkan
kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
Tujuan: memperleh
gambaran tentang cara-cara yang dapat ditempuh untuk menanmkan kesadaran melestarikan
UUD 1945 di kalangan generasi muda.
Tema: karena
generasi muda adalah calon generasi penerus dan calon pemimpin bangsa dimasa
depan, maka upaya penanaman kesadaran pelestarian UUD 1945 sebagai sumber utama
hukum dan pedoman operasional pelaksanaan pemerintahan di Indonesia perlu
dilakukan melalui berbagai cara dan sarana.
Kerangka karangan
a) Konsep
kesadaran melestarikan UUD 1945
b) Konsep
generasi muda
c) Pentingnya
menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
d) Pendidikan
sebagai salah satu cara menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945
e) Pendidikan
di sekolah sebagai salah satu sarana untuk menanamkan kesadaran melestarikan
UUD 1945 di kalangan generasi muda
f) Keluarga
sebagai sarana untuk menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan
generasi muda
g) Organisasi
sosial dan organisasi sosial politik sebagai sarana penanaman kesadaran
melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
h) Media
massa (Koran, majalah, TV, radio) sebagai sarana penanaman pelestarian UUD 1945
di kalangan generasi muda
i)
Faktor-faktor
penghambat upaya penanaman kesadaran pelestarian UUD 1945 di kalangan generasi
muda
j)
Faktor-faktor
pendukung upaya penanaman kesadaran pelestarian UUD 1945 di kalangan generasi
muda
k) Masyarakat
sebagai sarana untuk menanamkan kesadaran pelestarian UUD 1945 di kalangan
generasi muda
Kalau memperhatikan cirri-ciri topik-topik
bawahan dalam contoh di atas, maka pola urutan yang sesuai adalah pola urutan
logis. Berdasarkan pola urutan tersebut topik-topik bawahan itu dapat diurutkan
sebagai berikut.
Topik:
menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945 dan generasi muda.
Kerangka makalah
1. Pendahuluan
2. Konsep
kesadaran melestarikan UUD 1945 dan generasi muda
3. Pentingnya
penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda.
4. Sarana/media
penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda.
a. Pendidikan
keluarga sebagai media/sarana penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di
kalangan generasi muda
b. Pendidikan
sekolah sebagai sarana/media penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di
kalangan generasi muda
c. Pendidikan
masyarakat sebagai sarana/media penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di
kalangan generasi muda
d. Organisasi
sosial dan sosial-politik sebagai sarana/media penanaman kesadaran melestarikan
UUD 1945 di kalangan generasi muda
e. Media
massa (Koran, majalah, televisi, dan radio) sebagai sarana/media penanaman
kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
5. Faktor-faktor
penghambat upaya penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi
muda.
6. Faktor-faktor
penunjang upaya penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi
muda.
7. Penutup
(kesimpulan dan saran kalau diperlukan)
3. Jenis-jenis
Kerangka Makalah
a. Jenis-jenis kerangka makalah
berdasarkan pola urutan topik bawahan
(1)
Kerangka Makalah dengan Pola Urutan Alamiah
Pola urutan alamiah ialah suatu urutan topik-topik bawahan dalam
kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam yang berdasarkan kepada
tiga dimensi alam, yaitu: berdasarkan urutan waktu, ruang (tempat), dan topik.
-
Pola
urutan waktu ialah urutan yang didasarkan kepada urutan peristiwa atau
tahap-tahap kejadian dari awal sampai akhir.
-
Pola urutan ruang (tempat) ialah pola urutan
dengan menggunakan prinsip urutan ruang, berdasarkan urutan pandang dari bawah
ke atas (gedung bertingkat), dari kiri ke kanan atau sebaliknya (sesuai arah
jarum atau sebaliknya), dari yang jauh ke yang dekat atau sebaliknya
(pemandangan).
-
Pola
urutan berdasarkan topik yang tersedia didasarkan pada barang hal, atau
peristiwa yang sudah ada/ dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Penulis harus
menjelaskan berturut-turut tanpa mempersoalkan mana yang lebih dulu dan mana
yang kemudian.
(2)
Pola Logis
Pola logis yaitu pola urutan dengan menggunakan logika tertentu.
Misalnya: umum-khusus, khusus-umum, klimaks-antiklimaks, sebab-akibat,
akibat-sebab, urutan pemecahan masalah, urutan kedekatan (familiaritas), dan
urutan keberterimaan (aksebtalitas).
b. Jenis
Kerangka Makalah Berdasarkan Kerinciannya
(1)
Kerangka sederhana
Kerangka
sederhana biasanya hanya sampai dua tingkat saja. Kerangka seperti ini biasanya
disusun oleh penulis kalau topik yang akan dikembangnya bersifat sederhana
(sempit cakupannya), atau karena makalah yang akan ditulisnya relative pendek
sehingga tidak memerlukan kerangka formal (ditulis menjadi sub-subjudul
pembahasan dalam makalah).
(2)
Kerangka Terperinci
Kerangka
karangan ini dususun cukup rinci sampai empat atau lima tingkatan. Kerangka ini
biasanya oleh penulis kalau topik yang digarapkan cukup luas cakupannya (cukup
kompleks).
c.
Berdasarkan perumasan Teksnya
(1)
Kerangka Kalimat
Kerangka ini
menggunakan kalimat berita yang lengkapuntuk merumuskan tema/tesis dan topik-topik
bawahan, disarankan agar dalam perumusan topik-topik bawahan tersebut
menggunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk.
Kerangka ini
memiliki kalimat manfaat yaitu:
-
Menuntut
penulis untuk merumuskan topik utama dan topik-topik bawahannya secara tepat.
-
Rumusan
topik dan topik-topik bawahanya jelas, sehingga penulis akan tetap dapat
mengembangkannya dengan baik dan tepat walaupun dilakukannya dalam rentang
waktu yang lama.
-
Kalimat
yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi penulis maupun bagi
pembaca.
(2)
Kerangka topik
Kerangka topic
ialah kerangka yang menggunakan kata atau frase dalam menyatakan topik-topik
bawahan, bukan kalimat-kalimat. Oleh sebab itu biasanya kerangka topik kurang
begitu jelas, tidak seperti kerangka kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar