Minggu, 22 Maret 2015

Pemilihan Topik dan Penyusunan Kerangka Makalah



LAPORAN DISKUSI
PERENCANAAN MAKALAH
PEMILIHAN TOPIK DAN PENYUSUNAN KERANGKA MAKALAH
Mata Kuliah              : Penulisan Makalah Ilmiah
Dosen Pengampu      : Dr. Herman Budiyono, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 2
1.      Herti Gustina                      A1B112005
2.      Masri Simbolon                   A1B112017
3.      Winda Sari                          A1B112023
4.      Bintang Sari                        A1B112033
5.      Herly Octa Saputra             A1B112037
6.      Melan Delvia                      A1B112043
Semester/Kelas            : IV/A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014

 
GAMBARAN UMUM MAKALAH
1.      Sistematika Penulisan Makalah dan Bagian-Bagiannya
Bagian-bagian makalah yaitu sebagai berikut.
a.      Bagian awal
-          Halaman sampul
Hal-hal yang harus ada pada halaman sampul adalah:
ü  Judul makalah
ü  Keperluan atau maksud ditulisnya makalah
ü  Nama penulis makalah
ü  Tempat serta waktu penulisan makalah, biasanya disertai lambang
-          Daftar isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi makalah.
-          Daftar tabel dan gambar (jika ada)
-          Kata pengantar, yakni memuat pengantar dari penulis.
b.      Bagian Inti
(1)   Pendahuluan
ü  Latar belakang, bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.
ü  Masalah atau topik, yaitu sesuatu yang dibahas dalam makalah. Topik sering disamakan dengan judul. Topik merupakan masalah pokok yang dibicarakan atau dibahas dalam makalah, sedangkan judul merupakan label atau nama dari makalah yang ditulis.
Dalam menentukan judul makalah beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan:
1)      Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat dalam makalah.
2)      Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa.
3)      Judul makalah hendaknya singkat dan jelas.
4)      Judul makalah hendaknya menarik.
(2)   Bagian Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Penulisan bagian teks utama yang baik adalah yang dapat membahas topik secara mendalam dan tuntas, dengan menggunakan gaya penulisan ringkas, lancar, dan langsung pada persoalan, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hindarilah penggunaan kata-kata seperti: dan sebagainya, dan lain-lain, yang sebesar-besarnya.
(3)   Isi Bagian Akhir
ü  Daftar rujukan/ daftar pustaka
ü  Lampiran (jika ada)
2.    Langkah-langkah penulisan makalah
 

PEMILIHAN TOPIK MAKALAH
1.      Sumber Topik
Penulisan makalah ilmiah diawali dengan penentuan atau pemilihan ide pokok atau topik yang akan ditulis, kemudian melakukan spesifikasi topik yang telah ditentukan. Topik yang diberikan oleh penyelenggara seminar atau infrastruktur bersifat sangat umum sehingga diperlukan pembatasan topik.
Untuk menemukan topik, terdapat berbagai kemungkinan sumber yang dimanfaatkan, diantaranya buku, referensi, majalah, jurnal, surat kabar, pengalaman hidup, pendapat, sikap, serta kejadian kejadian di masyarakat.
2.      Kriteria Pemilihan Topik
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik:
a.       Topik yang dipilih harus bermanfaat, dan layak untuk dibahas.
b.      Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis, jika tidak menarik penulis biasanya akan melakukan usaha ala kadarnya dan kurang serius.
c.       Topik haruslah dikuasai, tidak terlalu asing dan tidak terlalu baru bagi penulis.
d.      Bahan yang diperlukan berhubungan dengan topik mudah untuk diperoleh.
3.      Strategi Penemuan Topik
Cara-cara yang digunakan untuk menemukan topik:
a.      Brainstorming
Brainstorming dilakukan dengan melibatkan orang lain. Brainstorming dilakukan dengan cara bertanya kepada teman sejawat baik dalam situasi formal maupun informal. Kegiatan menulis brainstroming merupakan proses berpikir untuk engungkapkan semua ide yang terlintas/ada di benak penulis sendiri. Cara brainstroming ini dapat menghasilkan dua macam topik, yaitu topik yang bersifat umum dan topik yang bersifat khusus.
Langkah-langkah untuk mendapatkan topik dengan cara brainstorming:
(1)   Amati dan pikirkan topik untuk mengetahui berbagai kemungkinan permasalahan.
(2)   Tulis masalah yang berhubungan dengan topik.
(3)   Baca kembali topik-topik yang telah ditulis. Jika memungkinkan dapat ditambah dan disempurnakan lagi
(4)   Menyusun kembali topik-topik khusus yang telah didaftar.
(5)   Lakukan pengelompokkan butir-butir yang berhubungan.
b.      Perenungan Atau Meditasi
Perenungan merupakan cara berpikir analitis-logis dengan berkonsentrasi penuh terhadap suatu masalah tertentu. Dalam perenungan ini diusahakan agar tercipta konsep-konsep, gagasan baru, ide-ide baru.
Langkah-langkah untuk mendapatkan topik dengan cara perenungan:
(1)   Penulis harus mengamati seluruh masalah dengan memikirkan, mempertimbangkan masalah yang akan ditulis secara menyeluruh/ utuh.
(2)   Setelah itu, penulis perlu berpikir intensif dengan mengadakan asosiasi bebas.
(3)   Penulis memikirkan lebih lanjut tentang konsep yang telah ditemukan.
(4)   Penulis mengembangkan konsep
(5)   Penulis menyusun kembali butir-butir konsep yang telah dikembangkan dalam urutan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keilmuan.
c.       Pengembangan Formula Jurnalistik
Dalam bahasa inggris dikenal dengan 5W dan 1H. Formula ini merupakan formula yang banyak digunakan dalam menulis berita, sebab formula ini cukup sederhana dalam mengembangkan berita.
Penerapan formula jurnalistik dalam memilih topik makalah dapat dilakukan sebagai berikut:
(1)   Mendeskripsikan tentang siapa/apa pokok pelaku (orang yang terlibat dalam peristiwa).
(2)   Mendeskripsikan apa saja yang terjadi, peristiwa yang melatarbelakangi, yang sedang terjadi, serta yang akan terjadi.
(3)   Mendeskripsikan waktu terjadinya peristiwa.
(4)   Mendeskripsikan tempat.
(5)   Memberi alasan mengapa peristiwa itu dapat terjadi.
(6)   Mendeskripsikan bagaimana cara terjadinya peristiwa tersebut.
d.      Pertanyaan Klasik
Ada empat pertanyaan klasik yang digunakan dalam menemukan topik:
(1)   Apakah ini? Untuk memahami hakikat sesuatu yang akan ditemukan.
(2)   Apa persamaan dan perbedaannya dengan yang lain? Untuk memperoleh perbandingan yang utuh terhadap objek.
(3)   Apa yang menyebabkan ini? Untuk memperoleh gambaran hubungan objek dan lainnya.
(4)   Apa yang dikatakan orang tentang ini? Untuk mengetahui pendapat orang tentang sesuatu yang dibicarakan.
e.       Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan usaha mengatasi/ menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi atau akan dihadapi. Pemecahan masalah selalu berangkat dari suatu masalah. Masalah itu muncul atau ada, jika terdapat kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang dihadapi. Masalah dapat diperoleh melalui: kontemplasi, pengamalan, observasi, penelitian, dan membaca.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memecahkan masalah yaitu, sebagai berikut:
(1)   Identifikasi dan spesifikasi masalah.
(2)   Menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikan hal-hal yang telah diketahui dengan yang belum diketahui.
(3)   Merumuskan hipotesis/ jawaban sementara dari masalah yang telah dianalisis.
(4)   Mengumpulkan bukti-bukti berupa data yang sahih yang membetulkan/ menyalahkan hipotesis.
(5)   Menguji hipotesis dan penyimpulan dengan mengemukakan alasan-alasan yang sesuai.
Hal-hal yang pelu diperhatikan dalam menemukan topik, yaitu:
·         Selalu berusaha menambah pengetahuan dan pengalamannya melalui melihat, mendengar, membaca, meneliti.
·         Selalu rajin mengamati sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
·         Mengembangkan kemampuan imajinasinya  dan kreativitas yang dimiliki.
·         Sering berlatih mengemukakan pendapat dan mempertahankan serta memperluas cakrawala berpikir.
4.      Pembatasan Topik Makalah
Setelah topik dipilih, selanjutnya perlu melakukan spesifikasi topik. Janganlah mengangkat topik yang terlalu luas dan besar, sebab pembahasan topik tersebut tidak dapat dilakukan secara mendalam dan tuntas. Pembatasan topik dapat dilakukan dengan cara berikut.
a.       Letakkan topik pada posisi sentral dan ajukan pertanyaan apakah topik masih terlalu rinci!
b.      Daftarlah rincian-rincian topik tersebut dan pilihlah salah satu rincian topik tersebut untuk diangkat  ke dalam makalah!
c.       Ajukan pertanyaan apakah rincian topik yang telah kita pilih dapat dirinci lagi!

PENYUSUNAN KERANGKA MAKALAH
1.      Konsep dan Fungsi Kerangka Makalah
Setelah topik ditentukan, dibatasi, dan tujuan dirumuskan, tugas seorang penulis selanjutnya ialah menyusun kerangka makalah atau outline. Kerangka makalah ini merupakan rencana kerja yang memuat pokok-pokok isi makalah yang akan ditulis. Kerangka makalah juga harus mampu memberikan gambaran utuh kepada penulis tentang isi makalah yang akan ditulisnya.
Kerangka makalah perlu disusun sebelum makalah ditulis. Kerangka makalah berfungsi sebagai berikut.
·         Memberikan gambaran menyeluruh tentang isi makalah yang akan ditulisnya.
·         Membantu penulis menyusun sajian pikiran secara teratur, jelas kaitan antar idenya.
·         Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
·         Memudahkan penulis untuk mengecek masih ada-tidaknya pikiran bawahan yang belum tercakup dalam makalah yang akan ditulisnya.
·         Menghindari terjadinya pengulangan pikiran.
·         Memudahkan pecarian dan pengumpulan bahan yang diperlukan, serta sumber-sumber bahan yang dapat dimanfaatkannya.
2.      Langkah-Langkah Penyusunan Kerangka Makalah
Penyusunan kerangka makalah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a)      Merumuskan tujuan penulisan makalah. Tujuan ini berfungsi sebagai pengarah bagi penulis dalan menyusun tema/tesis makalah, kerangka makalah, dan pengembangan kerangka makalah.
b)      Merumuskan tema/tesis makalah yang akan ditulis berdasarkan topik dan rumusan tujuan yang telah disusun.
c)      Mendaftar topik-topik bawahan (sub-topik) dari topik utama berdasarkan rumusan tema/tesis yang telah dibuat.
d)     Mengecek daftar topik bawahan untuk melihat hal-hal berikut.
·         Apakah semua topik bawahan tersebut relevan dengan topik utama?
·         Apakah ada topik bawahan yang masih terlalu luas cakupannya?
·         Apakah masih ada topik-topik bawahan yang sebenarnya merupakan hal yang sama, hanya dirumuskan dengan cara yang berlainan.
·         Apakah semua topik bawahan tersebut sama kedudukannya? Jika terdapat topik-topik bawahan yang kedudukannya lebih tinggi/ lebih rendah dari yang lain harus direvisi.
·         Apakah ada topik-topik bawahan yang tidak perlu dibahas lagi karena sudah diketahui oleh pembaca.
e)      Menyusun topik-topik bawahan secara sistematis dengan menggunakan pola urutan tertentu. Ada bermacam-macam pola pengurutan topik-topik bawahan, antara lain sebagai berikut.
·         Pola urutan waktu, misalnya urutan peristiwa.
·         Pola urutan proses, berupa pengurutan topik-topik, misalnya proses pembuatan tempe, tahu dan lain-lain.
·         Pola urutan tempat, misalnya berupa urutan geografis.
·         Pola urutan objek berupa pengurutan topik-topik bawahan berdasarkan jumlah objek yang tersedia.
·         Pola urutan sistematik, misalnya sistem pendidikan, sistem organisasi bank, sistem pemerintahan, dan sistem tubuh manusia.
·         Pola urutan logis berupa pengurutan topik-topik bawahan berdasarkan logika tertentu, misalnya, urutan umum khusus, khusus umum, klimaks anti klimaks.
f)       Mengulang-ulang nilai kerangka makalah yang telah dibuat dan merevisinya sampai diperoleh suatu kerangka makalah yang dianggap ideal.
Contoh:
Topik: menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
Tujuan: memperleh gambaran tentang cara-cara yang dapat ditempuh untuk menanmkan kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda.
Tema: karena generasi muda adalah calon generasi penerus dan calon pemimpin bangsa dimasa depan, maka upaya penanaman kesadaran pelestarian UUD 1945 sebagai sumber utama hukum dan pedoman operasional pelaksanaan pemerintahan di Indonesia perlu dilakukan melalui berbagai cara dan sarana.
Kerangka karangan
a)      Konsep kesadaran melestarikan UUD 1945
b)      Konsep generasi muda
c)      Pentingnya menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
d)     Pendidikan sebagai salah satu cara menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945
e)      Pendidikan di sekolah sebagai salah satu sarana untuk menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
f)       Keluarga sebagai sarana untuk menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
g)      Organisasi sosial dan organisasi sosial politik sebagai sarana penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
h)      Media massa (Koran, majalah, TV, radio) sebagai sarana penanaman pelestarian UUD 1945 di kalangan generasi muda
i)        Faktor-faktor penghambat upaya penanaman kesadaran pelestarian UUD 1945 di kalangan generasi muda
j)        Faktor-faktor pendukung upaya penanaman kesadaran pelestarian UUD 1945 di kalangan generasi muda
k)      Masyarakat sebagai sarana untuk menanamkan kesadaran pelestarian UUD 1945 di kalangan generasi muda
Kalau memperhatikan cirri-ciri topik-topik bawahan dalam contoh di atas, maka pola urutan yang sesuai adalah pola urutan logis. Berdasarkan pola urutan tersebut topik-topik bawahan itu dapat diurutkan sebagai berikut.
Topik: menanamkan kesadaran melestarikan UUD 1945 dan generasi muda.
Kerangka makalah
1.      Pendahuluan
2.      Konsep kesadaran melestarikan UUD 1945 dan generasi muda
3.      Pentingnya penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda.
4.      Sarana/media penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda.
a.       Pendidikan keluarga sebagai media/sarana penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
b.      Pendidikan sekolah sebagai sarana/media penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
c.       Pendidikan masyarakat sebagai sarana/media penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
d.      Organisasi sosial dan sosial-politik sebagai sarana/media penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
e.       Media massa (Koran, majalah, televisi, dan radio) sebagai sarana/media penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda
5.      Faktor-faktor penghambat upaya penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda.
6.      Faktor-faktor penunjang upaya penanaman kesadaran melestarikan UUD 1945 di kalangan generasi muda.
7.      Penutup (kesimpulan dan saran kalau diperlukan)
3.      Jenis-jenis Kerangka Makalah
a.      Jenis-jenis kerangka makalah berdasarkan pola urutan topik  bawahan
(1)   Kerangka Makalah dengan Pola Urutan Alamiah
Pola urutan alamiah ialah suatu urutan topik-topik bawahan dalam kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam yang berdasarkan kepada tiga dimensi alam, yaitu: berdasarkan urutan waktu, ruang (tempat), dan topik.
-          Pola urutan waktu ialah urutan yang didasarkan kepada urutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian dari awal sampai akhir.
-          Pola  urutan ruang (tempat) ialah pola urutan dengan menggunakan prinsip urutan ruang, berdasarkan urutan pandang dari bawah ke atas (gedung bertingkat), dari kiri ke kanan atau sebaliknya (sesuai arah jarum atau sebaliknya), dari yang jauh ke yang dekat atau sebaliknya (pemandangan).
-          Pola urutan berdasarkan topik yang tersedia didasarkan pada barang hal, atau peristiwa yang sudah ada/ dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Penulis harus menjelaskan berturut-turut tanpa mempersoalkan mana yang lebih dulu dan mana yang kemudian.

(2)   Pola Logis
Pola logis yaitu pola urutan dengan menggunakan logika tertentu. Misalnya: umum-khusus, khusus-umum, klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, akibat-sebab, urutan pemecahan masalah, urutan kedekatan (familiaritas), dan urutan keberterimaan (aksebtalitas).
b.      Jenis Kerangka Makalah Berdasarkan Kerinciannya
(1)   Kerangka sederhana
Kerangka sederhana biasanya hanya sampai dua tingkat saja. Kerangka seperti ini biasanya disusun oleh penulis kalau topik yang akan dikembangnya bersifat sederhana (sempit cakupannya), atau karena makalah yang akan ditulisnya relative pendek sehingga tidak memerlukan kerangka formal (ditulis menjadi sub-subjudul pembahasan dalam makalah).
(2)   Kerangka Terperinci
Kerangka karangan ini dususun cukup rinci sampai empat atau lima tingkatan. Kerangka ini biasanya oleh penulis kalau topik yang digarapkan cukup luas cakupannya (cukup kompleks).
c.       Berdasarkan perumasan Teksnya
(1)   Kerangka Kalimat
Kerangka ini menggunakan kalimat berita yang lengkapuntuk merumuskan tema/tesis dan topik-topik bawahan, disarankan agar dalam perumusan topik-topik bawahan tersebut menggunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk.
Kerangka ini memiliki kalimat manfaat yaitu:
-          Menuntut penulis untuk merumuskan topik utama dan topik-topik bawahannya secara tepat.
-          Rumusan topik dan topik-topik bawahanya jelas, sehingga penulis akan tetap dapat mengembangkannya dengan baik dan tepat walaupun dilakukannya dalam rentang waktu yang lama.
-          Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi penulis maupun bagi pembaca.
(2)   Kerangka topik
Kerangka topic ialah kerangka yang menggunakan kata atau frase dalam menyatakan topik-topik bawahan, bukan kalimat-kalimat. Oleh sebab itu biasanya kerangka topik kurang begitu jelas, tidak seperti kerangka kalimat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar